melihat kembali karma sebagai akibat dari masa lampau.
secara umum, karma (kamma dalam Bahasa Pali) dilihat sebagai ‘akibat dari masa lampau’. ini dikarenakan logika dasar menunjukkan bahwa setiap tindakan menghasilkan akibat. dari segi penerjemahan, arti langsung dari kata ‘kamma’ ini dalam bahasa indonesia adalah ‘aksi’ atau ‘tindakan’, dan menjadi kata serapan, yaitu ‘karma’.
melalui pelatihan meditasi yang sesuai, kesadaran berkembang, sehingga perhatian yang berkelanjutan dapat hadir. perhatian yang berkelanjutan ini dapat membuahkan berbagai pengetahuan. pengetahuan yang berasal dari perhatian ini, akan menjadi bahan bakar dalam bentuk semangat untuk terus berperhatian. melalalui keberlanjutan itulah terjadi proses perkembangan wawasan. dengan terus berlatih, wawasan akan terus berkembang, termasuk diantaranya pengetahuan akan apa yang dimaksud dengan ‘karma’ itu sendiri.
proses yang tepat adalah proses yang diiringi kehati-hatian dan kesabaran. kehati-hatian di sini adalah penerimaan informasi dari berbagai hal yang terjadi yang diiringi perhatian. kesabaran itu sendiri adalah sebuah proses penerimaan akan berbagai ‘kegaduhan’ yang ada sebagai akibat dari suatu perbuatan.
tulisan ini sendiri pun adalah salah satu di antara informasi yang perlu dilihat sendiri kebenarannya, begitu pula tentang yang diketahui tentang karma.
seorang guru pernah berpesan singkat, ‘berhenti berbuat karma’.
– Sen