Kesombongan sebagai Bagian dari Latihan Meditasi
Kesombongan dipandang sebagai perilaku yang melekat pada individu, baik pada saat-saat tertentu atau pun permanen. Kesombongan menjadi sesuatu yang dinilai dan menjadi penilaian pada individu, dan sering berhenti di sana.
Untuk seseorang yang berlatih meditasi, waktu di mana kesombongan ini timbul–baik pada diri sendiri atau tampak pada orang lain–adalah bagian dari proses berlatih itu sendiri, tak terpisahkan. Hal ini dikarenakan kesombongan adalah salah satu fenomena yang cukup umum terjadi dalam interaksi keseharian.
Dengan terus mengamati timbulnya kesombongan tersebut–di antara fenomena-fenomena lainnya–maka akan tumbuh pengetahuan akan kesombongan itu sendiri. Bukankah ini lebih bermamfaat daripada kesibukan-kesibukan menilai diri sendiri dan orang lain? Walau ini tampak begitu sederhana, kecenderungan untuk larut dalam kesombongan dan penilaian pada saat tersebut atau pun setelahnya adalah “permukaan yang licin” sehingga seseorang mudah “terpeleset” di sana.
Dengan berlatih, kesombongan yang ada pada diri sendiri dapat terlihat dan melalui proses alami menuju kerendah-hatian yang alami, tentunya bila seseorang giat berlatih dalam melalui “permukaan licin” tersebut. Karena itulah, meditasi yang dilakukan di keseharian adalah meditasi yang sangat baik. Terjebak pada semangat akan ketenangan sangat sulit membawa pengertian tentang kesombongan yang dibicarakan di sini.
Terkait dengan ini seorang Guru pernah berkata “pemahaman yang tepat tumbuh dari perhatian, yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari.”
– Sen