desakan
ada desakan yang begitu aktif dan ‘mendasari’ berbagai tindakan dan kegiatan di dalam kehidupan. desakan itu umumnya untuk mendapatkan apa yang disenangi, atau pun sebaliknya, untuk menghindari bahkan melenyapkan berbagai hal yang tidak disenangi. desakan ini juga tak jarang menjadi dasar dari berbagai macam ‘keyakinan’ dalam bentuk kesimpulan. kesimpulan-kesimpulan ini belum memiliki dasar karena tidak berdasarkan pada pengetahuan akan kebenaran.
ia yang berlatih, selayaknya tekun dalam mengamati berbagai fenomena dalam kehidupan. termasuk di dalamnya adalah desakan yang muncul dan berlalu itu sendiri. desakan untuk melakukan ataupun desakan untuk tidak melakukan. dengan tekun berperhatian seperti itu, desakan-desakan itu tentunya tidak lagi menjadi asing dalam perhatian. dengan pengenalan akan desakan, ia yang berlatih dapat melihat desakan itu seperti apa adanya. pengetahuan akan kebenaran lahir tanpa sibuk dalam berteori dan tenggelam dalam kesimpulan-kesimpulan.
ia yang terus giat berlatih melihat begitu rapuhnya kesimpulan-kesimpulan tadi. semangat yang timbul dari pengetahuan langsung inilah yang melemahkan keraguan untuk terus berperhatian di dalam kehidupan. begitu sederhana bukan?
– sen